Motivasi Wirausaha

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Motivasi Wirausaha

Jumat, 12 Desember 2014


Menjadi seorang wirausaha yang sukses membutuhkan motivasi kuat dan terarah. Motivasi tersebut terletak sebelum orang memulai usaha dan pada saat mengembangkan usahanya tersebut agar lebih maju.
Dan hari ini sobat blogger,, kita mau sharing-sharing nih tentang motivasi wirausaha dari seorang wirausahawan sukses dari kota satria alias Purwokerto, Banyumas.

 Pak Kartam, sang pemilik usaha memulai usaha pada tahun 2002 dengan usaha Kopra dari Kelapa. Setelah 4 tahun usaha Kopra berjalan, Pak Kartam memiliki ide untuk melakukan diversifikasi usaha berupa kerajinan dari bathok kelapa. Ide tersebut awalnya muncul karena limbah dari pengolahan kopra berupa bathok kelapa yang pada saat itu hanya dimanfaatkan sebagai arang. Selain dari factor pemanfaatan limbah, terdapat factor lain yang memotivasi Pak Kartam untuk mendirikan “Karya Bathok”. Sebelum Pak Kartam merealisasikan usaha tersebut, beliau belum mengerti betul tentang kerajinan bathok kelapa, mulai dari penyediaan alat, cara pengolahan maupun pemasaran. Namun, salah satu teman beliau memberikan informasi tentang usaha bathok kelapa yang sebelumnya telah menjalanin usaha bathok kelapa, meskipun hanya menghasilkan 1 produk saja berupa centong nasi bathok kelapa. Dari sinilah, Pak Kartam memiliki keyakinan untuk memulai usaha bathok kelapa. 
Tahun 2006, Pak Kartam memulai usaha kerajinannya yang terkenal dengan sebutan “Karya Bathok”. Saat itu, Pak Kartam belum memiliki modal yang cukup untuk membeli mesin ampelas yang merupakan sarana produksi utama dalam kerajinan bathok kelapa. Beliau pun, bekerja sama dengan Disperindag Banyumas untuk permintaan alat produksi. Setelah berhasil mendapatkan alat produksi dari Disperindag secara gratis, Pak Kartam pun memulai usaha kerjinan bathoknya dengan pembuatan produk perdana yaitu tempat pakan ayam. Seiring berjalannya dan berkembangnya usaha kerajinan “Karya Bathok”, Pak Kartam tidak berhenti untuk berinovasi menghasilkan produk-produk bathok kelapa lain yang unik dan inovatif.
 UMKM “Karya Bathok” yang didirikan Pak Kartam sebagai usaha  diversifikasi yang beliau lakukan sudah tentu terdapat kendala-kendala yang menghambat. Saat mengawali usaha, Pak Kartam belum memiliki alat produksi yang dapat meunjang kegiatan produksi kerajinan bathok kelapa. Hal ini karena modal yang masih terbatas untuk pembelian alat tersebut. Meskipun pada saat itu, Pak Kartam telah memiliki penghasilan dari usaha kopra, namun dikarenakan tingginya harga alat produksi tersebut, beliau pun tidak memprioritaskan untuk membeli alat produksi utama penunjang kegiatan produksi kerajinan bathok kelapa. Berdasarkan alasan tersebut, seperti yang telah dijelaskan di atas, Pak Kartam akhirnya bekerjasama dengan Disperindag dengan tujuan agar mendapatkan bantuan modal berupa alat produksi.
Setelah UMKM “Karya Bathok” ini berjalan hingga beberapa waktu dan sukses dengan produk tempat pakan ayamnya, beliau mendapatkan pendapatan tambahan dari usaha karya bathok ini. Namun, perjalanan usaha ini sempat beberapa kali melewati masa-masa yang tidak menyenangkan. Pernah pada 2 tahun masa jaya “Karya Bathok”, Pak Kartam tertimpa musibah yaitu sebagai korban penipuan. Sistem pemesanan di “Karya Bathok” adalah pembayaran setengah harga pada saat pemesanan dan sisanya dibayarkan pada saat barang telah diterima, namun ada oknum yang tidak bertanggung jawab melarikan barang tanpa melunasi sisa pembayaran. Kejadian ini tidak hanya terjadi satu kali, tetapi beberapa kali hingga Pak Kartam kehabisan modal dan off produksi. Beliau menghentikan produksi selama ± satu tahun dan usaha “Karya Bathok” yang baru seumur jagung pada saat itu hamper mengalami kebangkrutan. Namun berkat dari semangat dan ketekunan Pak Kartam yang memang sudah melekat dalam dirinya, setahun kemudian Pak Kartam bangkit dan mulai menjalankan usahanya kembali. Modal yang digunakan untuk mulai menjalankan usahanya kembali berasal dari pinjaman bank.
Selain penipuan, kendala lain dalam mengembangkan usaha “Karya Bathok” adalah dari segi pemasaran khususnya daerah Purwokerto. Bidang kerajinan memang menghasilkan profit besar karena harga produk yang mahal dilihat dari proses pembuatannya yang merupakan karya tangan manusia (hand made). Namun, di sisi lain, pecinta kerajinan di Purwokerto masih jarang. Masyarakat Purwokerto memandang kerajinan sebagai produk yang terlalu mahal. Misalnya saja kotak tissue, “Karya Bathok” menjual dengan harga kisaran 50.000-80.000 (tergantung ukuran), sedangkan di luar banyak kotak tisu yang harganya hanya dibawah 20.000. Tentu saja mereka lebih memilih harga yang lebih murah, karena mereka berfikir “untuk apa membeli yang mahal jika hanya untuk sebuah tempat tissue”. Untuk mengatasi kendala yang satu ini, maka daerah pemasaran “Karya Bathok” lebih banyak ke luar Purwokerto, seperti Jakarta, Kudus, Jepara, dan Semarang untuk produk tempat pakan ayam dan Bali untuk produk gantungan kunci.
Ketika kami melakukan wawancara dengan pemilik “Karya Bathok”, Pak Kartam, beliau memberikan wejangan kepada kami berupa beberapa yang harus diperhatikan untuk menjadi wirausaha sekses. Hal-hal tersebut antara lain rajin meninjau pasar untuk mengamati preferensi konsumen terhadap produk yang kita hasilkan, mengerti hukum pasar agar setiap keputusan yang diambil tidak keliru dan dapat memaksimalkan laba, meminimalisasi biaya. Pada kasus usaha Pak Kartam, saat ketersediaan bathok kelapa melimpah, kita harus pintar menurunkan harga, bermain-main dengan harga sehingga dapat memperoleh bahan baku dengan harga rendah. Namun tidak dapat dipungkiri, saat keterssediaan bathok kelapa menipis, bersiaplah jika kita yang akan dipermainkan oleh harga. Penjual bahan bahan baku akan berani menaikkan harga karena kelangkaan bahan baku tersebut.
Notes:
Seorang wirausahawan tidak akan menyerah dan menutup usahanya begitu saja saat terjadi kendala-kendala besar, seperti penipuan yang dialami. Ketekunan dan semangat yang tinggi serta tekad yang kuat merupakan kunci utama dari kesuksesan wirausahawan.
Keep Spirit...